Harmoniskan Keluarga dengan Joke - Cuma Berbagi

Harmoniskan Keluarga dengan Joke


Marilah berkaca. Cobalah putar kembali ‘film’ satu hari kita kemarin. Inventarisirlah beberapa momen yang bisa memuat perasaan Anda senang dan memicu tawa. Tawa dalam semua definisi seperti cuma tersenyum simpul, tertawa pelan, atau tertawa keras dan terbahak-bahak.

Contohnya mungkin antara lain Anda mendengarkan musik, membaca, menyaksikan film komedi, melihat tayangan-tayangan komedi televisi, bertemu dan berbicara dengan seseorang yang punya sense of humor bagus, mendengar celetukan seseorang, mengingat masa-masa ‘lucu dan lugu’ kala SMA dan lain sebagainya. Setiap individu pasti memiliki ragam dan kekhasan sendiri. Buktikanlah, betapa momen-momen itu mampu mendongkrak hormon bahagia dan menyejukan semua rasa. Ujung-ujungnya suasana positif ini dapat memproduksi energi kreatif untuk berkarya. Atau, paling tidak bisa memberikan yang terbaik untuk lingkungan. Sebab, kebahagiaan hanya dapat diberikan oleh orang yang bahagia.

Begitulah fungsi humor dalam proses kimiawi dan psikologis tubuh kita. “Humor kecil sehari-hari seperti vitamin ampuh untuk membangun dan mempertahankan kemampuan Anda secara positif menanggapi tugas-tugas keayahbundaan dan tantangan hidup lainnya,” tulis Maurice J. Elias Ph. D dkk dalam bukunya Emotionally intelligent Parenting: How to Rise a Self-Disiplined, Responsible, Socially Skilled Child.

Sayangnya, Maurice mencatat betapa banyak orangtua yang ‘lupa’ terhadap khasiat dari humor dalam peningkatan hubungan dengan pasangan maupun dengan anak-anak. Katanya, “Perhatikan berapa banyak waktu yang Anda pakai untuk melakukan hal ini dalam sehari atau seminggu. Barangkali Anda akan menemukan bahwa waktu yang Anda habiskan untuk itu lebih sedikit daripada yang Anda kira.”

Apa yang disinyalir Maurice dibenarkan Deny Setiawan (32), eksekutif sebuah perusahaan asing. Dalam kesehariannya, tak cuma kurang namun ia memang cenderung menyepelekan soal ini. “Waktu saya memang terlalu sempit untuk sekadar bersenda gurau. Jadi, bukan sekadar kurang tapi lebih dari itu, saya memang tak pernah meniatkan meluangkan waktu hanya untuk itu. Bagi saya, itu tidak profesional. Just wasted my time,” akunya jujur.

Humor Mendongkrak Keharmonisan
Seusai memberikan ceramah dalam pengajian di sebuah perkantoran, ust. Ferry Nur, Koordinator Gerakan Anti Zionis (GAZA), memberikan pernyataan yang cukup ‘menyengat’ kepada salah seorang anggota pengajian yang berniat menikah, “Ente kalau menikah tidak boleh dengan orang sekampung.” Sontak jamaah yang lain pun bereaksi. Mereka berpikir, orang sekaliber Ust Ferry tentu bicara berdasarkan argumen syar’i. “Lho, masak sih seperti itu,” ujar salah seorang jamaah. Dengan sigap ustad muda energik yang telah dianugerahi 9 orang anak ini segera memberikan penjelasan. “Memang benar, menikah dengan ‘orang sekampung’ itu terlalu banyak. Nggak dibenarkan syariah,” tukasnya sembari menebar senyum. Jamaah pun kontan tertawa.

Pengalaman Adam Hermawan (29) beda lagi. Bagi Ayah tiga anak yang tinggal di Depok ini, humor juga dijadikan alat atau media untuk mencairkan suasana dan menyegarkan kondisi keharmonisan rumah tangga. Caranya bisa bermacam-macam. “Paling tidak, sepulang kerja saya membawa oleh-oleh, bisa berupa kejadian lucu di kantor atau cerita-cerita,” katanya.

Adam lumayan unik. Pasalnya, ia menyengajakan diri mencari sesuatu yang bisa membuat istri dan anaknya tertawa, minimal, kalau yang dibawa pulang tidak lucu, bisa membuat tersenyum. Sampai-sampai, ia menyisakan waktu dalam kesibukan kerjanya untuk browsing (berselancar di dunia maya) mencari cerita-cerita unik dan lucu. Ujarnya, “Ini saya lakukan sengaja. Karena saya merasakan manfaat yang cukup besar.”

Menyisipkan humor dalam hubungan dengan pasangan dan anak-anak, menurut Maurice, dimaksudkan untuk menjaga agar kita tetap dalam kerangka berpikir optimis. “Cobalah melakukan hal-hal yang bisa membawa Anda ke dalam suasana humor setiap hari, meskipun hanya sebentar. Kalau tidak bisa setiap hari, coba sesering yang bisa Anda lakukan,” pesannya dalam buku yang telah dialih bahasakan berjudul Cara-cara Efektif Mengasuh Anak dengan EQ.

Ia menyarankan untuk mencatat tiga kejadian hari ini yang membuat Anda merasa senang. Bisa saja hal-hal kecil: sinar matahari, melihat seekor kupu-kupu, mendapatkan pujian, menjadi tim pemenang dan lain sebagainya. Manfaat lain dari cara ini, memungkinkan setiap orang untuk saling berbagi dan meninjau ulang.

Saat seseorang sedang seih, inilah tempat untuk mencari hiburan. Ini berarti juga, kita bisa menebarkan kebahagiaan ke lingkungan kita, bukan cuma keluhan, kritikan dan penderitaan kita.

0 Tanggapan untuk "Harmoniskan Keluarga dengan Joke"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel