Sebab Mekarmu Hanya Sekali (2) - Cuma Berbagi

Sebab Mekarmu Hanya Sekali (2)

HIJAB Putriku, pernahkah terlintas dalam benakmu bahwa sesungguhnya kau diciptakan dengan fitrah yang sangat mempesona? Pernahkah kau sadari betapa keberadaanmu di muka bumi ini adalah juga sebagai fitnah bagi kehidupan dan orang-orang yang tak mengerti? Maka ingatlah selalu pada sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :

"Setelah meninggal dunia, aku tidak meninggalkan fitnah (ujian) yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki daripada masalah wanita." (HR. al-Bukhari, no. 4808 dan Muslim, no. 2740, 2741)

Lihatlah...! Betapa ternyata kalian semua, para wanita sepertimu itu, adalah sebuah permasalahan yang harus disikapi secara sangat hati-hati oleh kaum pria. Dan tentu saja, kondisi ini pun menuntut konsistensi sikapmu agar benar- benar mampu menempatkan diri pada posisi yang semestinya. Dengan penampilan pesona performa fisikmu, serta kecenderungan untuk selalu memperlihatkan kecantikan pada orang lain, maka sudah selayaknya, kaum sepertimu memiliki jalan keluar yang aman, sehingga dapat terhindar dari fitnah yang telah diperingatkan itu. Wahai putriku tersayang, Sungguh! Jangan pernah sekali-kali kau terperosok pada jalan yang hanya mengeksploitasi pesona dan kecantikanmu sebagai sarana setan untuk men-jerumuskan dirimu sendiri atau bahkan orang lain ke dalam neraka Jahanam. Na'udzubillah!

Sebab bagaimanapun, Tuhanmu sangat menyayangi dan selalu berusaha untuk menjagamu dari segala keburukan dunia dengan aturan-aturan yang telah diturunkanNya. Dan Dia pun takkan pernah membebankan sebuah kewajiban yang kamu tak sanggup memikulnya. Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (Al-Baqarah: 286).

Maka karena kasih sayangNya pula, Dia mewajibkan pada kaummu untuk mengenakan busana kehormatan (jilbab) yang akan dapat menutupi aurat serta melindungi dirimu dari pandangan orang-orang yang tidak berhak. Tak ada sesuatu yang lain dari perintah itu selain kebaikan yang akan kaummu peroleh. Sebab dengannya, kalian akan dapat lebih mudah dikenali sebagai wanita bak-baik, sehingga tidak diganggu oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,

"Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Ahzab: 59)

Putriku shalihah,...!!

Menutup aurat sebagaimana ketentuan Allah Subhaanahu wa ta'ala dan RasulNya adalah sama pentingnya dengan ibadah-ibadah lainnya seperti shalat, puasa ataupun zakat. Yang apabila tidak dilakukan, maka akan mempunyai konsekwensi serta sanksi berat yang telah ditentukan. Perintah Allah Subhaanahu wa ta'ala tentang masalah hijab
(jilbab) juga senantiasa diawali dengan kata-kata "wanita yang beriman." Maka, sungguh ini menunjukkan pada siapa pun juga tentang betapa asasinya kewajiban yang satu ini bagi setiap wanita Mukminah sepertimu.Allah berfirman,

"Katakanlah kepada para wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kehormatannya, dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya." (An- Nur: 31)

Mungkin, apabila syariat yang indah ini bisa terlaksana sesuai dengan yang semestinya, maka tak akan pernah lagi ditemui pelecehan-pelecehan atas kaummu, termasuk kasus- kasus perkosaan yang seringkali terjadi di tengah-tengah masyarakat. Agamamu telah mengatur permasalahan hijab ini sedemikian rupa, hanya demi untuk meninggikan derajat serta memelihara kehormatan dan kesucian mereka sendiri sebagai wanita Mukminah. Syariat Allah Subhaanahu wa ta'ala itu benar-benar menginginkan posisi wanita bisa berada pada kedudukan kemanusiaan yang mulia serta tidak terjerembab sebagai komoditas yang diperjualbelikan dalam pengertian yang luas. Di mana pada gilirannya nanti akan dapat menunjang keharmonisan hidup untuk mencapai keberhasilan sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dan satu hal yang juga mesti kau ingat adalah bahwa hijab bukanlah sarana untuk memasung segala potensi serta bakatmu. Sebab kewajiban-kewajiban lain seperti menuntut ilmu, beramar ma’ruf serta kewajiban untuk bermasyarakat secara baik dan syar’i masih tetap bisa kau lakukan sepanjang masih memenuhi kriteria serta hukum-hukum syariat yang ada.


***
Habibillah, Haikal Hira | 2008 | Sebab Mekarmu Hanya Sekali : Surat Cinta Untuk Putri Tercinta | Jatinangor: Pustaka El-Posowi

0 Tanggapan untuk "Sebab Mekarmu Hanya Sekali (2)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel