Ibu
Tuesday, May 21, 2013
Tambahkan komentar
Kalau aku merantau lalu
datang musim kemarau
Sumur-sumur kering,
daunan pun gugur bersama reranting
Hanya mataair airmatamu
ibu, yang tetap lancar mengalir
bila aku merantau
aku ingat sedap kopyor
susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang
siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
lantaran hutangku padamu
tak kuasa aku bayar
ibu adalah gua
pertapaanku
dan ibulah yang
meletakkan aku di sini
saat bunga kembang
menyerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit,
kemudian ke bumi
aku mengangguk meskipun
kurang mengerti
bila kasihmu ibarat
samudra
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci
lumut pada diri
tempatku berlayar,
menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan
kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu
ditanya tentang pahlawan
namamu ibu, yang akan
kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku
anakmu
bila aku berlayar lalu
datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan
telah kukenal
ibulah itu , bidadari
yang berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis
langit biru
dengan sajakku....
1966
dari buku : Madura, Akulah Darahmu - D. Zawawi Imron
dari buku : Madura, Akulah Darahmu - D. Zawawi Imron
0 Tanggapan untuk "Ibu"
Post a Comment